Senin, 30 November 2015

Wajib Ta'at Kepada Ibu Bapak

# Terjemahan Bahasa Indonesia ( Kitab "Perhiasan Bagus" Pasal Yang Kedua )


Menyatakan bahwa wajib pada syara` membuat ta’at dan hormat kepada ibu-bapak, maka wajibnya itu dengan Perintah Allah Ta’ala didalam Al-Qur’an.

Firman Allah Ta’ala : “Wawash-shoynal insana biwalidayhi ihsana”

Artinya : "Aku perintahkan manusia akan membuat kebajikan kepada Ibu bapaknya".

Adapun artinya membuat kebajikan kepada keduanya itu yaitu mendengarkannya dan menurut perintahnya dan memberi hormat kepadanya, senantiasa menyenangkan hatinya dan menjauhkan kemurkaannya atau kejengkelannya, dan jangan mengeluarkan perkataan kasar kepadanya.

Firman Allah Ta’ala : “Falaa taqul lahuma ufin wala tanharhuma waqullahuma qawlan kariman”.

Artinya : "Maka jangan engkau berkata kepada ibu bapak engkau perkataan yang kurang hormat seperti kata “Ufh”, dan jangan engkau bentak-bentak pada keduanya, dan berkatalah engkau pada keduanya dengan perkataan hormat lagi mulia".

Dan Firman Allah Ta’ala : “Waahfidh lahuma janahazzulli minarrohmati waqul robbir hamhuma kama robbayani shogiroo”.

Artinya : "Rendahkan diri engkau kehormatan bagi keduanya, Hai Tuhanku beri Rohmat pada keduanya sebagaimana keduanya itu telah memelihara daku waktu kecilku adanya".

Dan Sabda Nabi SAW : “Ridhallahu fiiridhol waalidaiini, Wasakhothallahu fii sakhathil waalidaiini”

Artinya : "Bermula Keridhaan Allah Ta’ala ada di dalam keridhaan ibu-bapak, dan Murka Allah Ta’ala ada di dalam murka ibu bapak".

Dan Sabda Nabi SAW: “Salasatu laa yad-khulunal jannata ’aaku liwaalidaiihi, waddayusu, warrojilatu minannisa-i”.

Artinya : "Bermula tiga macam dari pada manusia tiadalah mereka itu masuk surga : pertama-tama orang yang membuat dosa kepada ibu-bapak, kedua orang yang tiada cemburuan anak-istrinya bertemu orang laki-laki (yang bukan mahram), ketiga orang perempuan yang (berpakaian) menyerupai dirinya seperti laki-laki adanya".

Sebagai lagi dinaqil disini makna dua hadist yang tersebut lafaznya di kitab “Bijayromi Atsin Iqna-i.

Hadist yang Pertama

Telah datang seorang kepada Rasullullah SAW mengadukan bahwa bapaknya mengambil hartanya, maka dipanggil oleh Rasullullah akan bapaknya orang itu, maka datanglah bapak itu, sudah tua berjalan dengan tongkat.

Maka ditanya oleh Rasullullah padanya, maka berkata itu : "Yaa Rasullullah, bahwasanya anakku ini dimasa kecilnya dan limpahnya dan fakirnya, padahal aku lagi kuat dan lagi kaya, maka tiada sekali aku mencegah akan dia dari pada hartaku, maka sekarang ini aku telah lemah dan fakir dan anakku ini kuat dan kaya, maka ia mencegah aku daripada hartanya".

Maka setelah mendengar Rasullullah SAW akan perkataan si bapak ini, maka jadi sedih Rasullullah SAW, lalu menangis serta berkata : "Tiadalah suatu batu atau suatu kayu mendengar perkataan orang tua ini, hanya ia akan sedih menangis".

Maka berkata Rasullullah kepada orang itu : "Bermula engkau dan harta engkau bagi bapak engkau adanya".

Hadist yang Kedua

Sabda Nabi SAW : "Aku melihat di malam mi’raj hal orang yang disiksa di api neraka, digantung orang itu di dalam api neraka, maka aku bertanya pada malaikat penunggu api itu, betapa dosa mereka itu, maka berkata malaikat itu bahwa dosa mereka itu kepada ibu-bapak".

Telah berfirman Allah Ta’ala : "Tiada Aku keluarkan mereka itu daripada api neraka melainkan dengan ridha’ ibu-bapak mereka itu".

Maka berkata Rasullullah SAW aku minta pada Allah Ta’ala dengan kataku : “Hai Tuhanku keluarkanlah kiranya ibu-bapak mereka itu, bersama daku akan melihat siksa anak-anak mereka itu, kalau-kalau sekalian ibu-bapak mereka itu kasihan kepada anak-anaknya”.

Maka diperintah oleh Allah Ta’ala akan mengeluarkan sepuluh orang dari pada ibu-bapak anak-anak itu berjalan bersama Rasullullah akan melihat anak-anaknya, maka diperintah oleh Allah Ta’ala akan malaikat penunggu neraka membuka pintunya.

Maka setelah dilihat sekalian ibu-bapak itu akan anaknya didalam siksaan yang amat keras itu.


Maka lalu sekalian mereka itu menangis dan berkata : “Hai Tuhan kami, tiada kami mengetahui bahwa siksaan anak-anak kami begini kerasnya”. 

Maka lalu ibu-bapak itu memanggil-manggil akan anak-anaknya, maka setelah didengar oleh anak-anak itu akan suara ibu bapaknya, lalu anak-anak itu sekalian berteriak menangis dengan katanya anak-anak itu : “Ya ibu-bapak kami, telah terbakar hangus  badan kami terus kehati kami, dimakan oleh neraka membinasakan kami”.

Maka sangatlah sedih menangis ibu-bapak mereka itu, lalu meminta syafa’at pada Rasullullah SAW, maka berkata Rasullullah SAW : “Tiada akan dikeluar¬kan anak-anak itu daripada siksaan melainkan dengan syafa’at daripada kamu juga”, lalu ibu-bapak itu meminta do’a pada Allah Ta’ala bahwa akan mengeluarkan anak-anaknya itu.

Maka berfirman Allah Ta’ala kepada ibu-bapak itu : “Apakah kamu telah ridha’ hati kamu kepada anak-anak kamu itu ?”.


Maka berkata ibu-bapak itu : “Telah ridha’lah kami kepada anak-anak kami”, maka diperintah oleh Allah Ta’ala akan penunggu api neraka akan mengeluarkan anak itu, padahal mereka itu sudah menjadi arang, maka lalu dimasukkan mereka itu kedalam sungai Ma-ulhayat, maka lalu balik kembali badan mereka itu bagus, maka lalu mereka itu dimasukkan kedalam surga jua adanya.

Wallahu ‘alam bish shawab

Ternyata derajat seorang ibu lebih tinggi daripada ayah dan bukan saja merupakan sifat terpuji namun syurga dan drajat yang tinggi disisi Allah taala. Kita tahu ridha allah ada pada ridha orang tua kita, untuk itu sayangilah mereka.. dan hanya kasih sayang mereka yang dapat menyelamatkan kita dari siksa neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar